Ahli Energi Senior Greenpeace International, Sven Teske, memaparkan, investasi dalam energi terbarukan di Asia Tenggara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan menjadi lebih pesat.
"Melakukan (investasi) tersebut akan menghilangkan ketidakpastian biaya bahan bakar fosil, dan biaya eksternal batubara dan penggunaan energi nuklir, seperti kesehatan atau kerusakan lingkungan," katanya.
Sven juga mengatakan, hal itu juga akan menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang bisa diciptakan industri batubara dan nuklir yang saat ini dinilai merupakan industri utama terkait dengan sumber energi kelistrikan.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fiyanto, mengatakan, revolusi industri sejak abad ke-19 telah menciptakan dunia yang bergantung pada bahan bakar fosil yang mengakibatkan terjadinya siklus tak berkelanjutan yang terus memperburuk dampak perubahan iklim.
"Negara-negara berkembang paling berisiko dari dampak tersebut, seperti di Asia Tenggara, yang sekarang diberi kesempatan untuk menghindari jalan kehancuran ini dan segera beralih ke Revolusi Energi Terbarukan dan menuai manfaatnya," kata Arif.
Greenpeace menyerukan Revolusi Energi di Asia Tenggara menjelang digelarnya Forum Energi Bersih Asia ke-V di Manila, Juni 2010. (kompas.com)
Sumber: Tribun Kaltim
- ~ Guru Besar Oseanografi ITB: Empat Kecamatan Bakal Tenggelam
- ~ BMKG: Suhu Udara Di Riau Meningkat Mencapai 35,5 Derajat Celcius
- ~ BMKG: Suhu Udara Di Bogor Meningkat 32 Derajat Menjadi 33 Derajat Celcius
- ~ Pemanasan Global: Cuaca Ekstrem Disertai Kilat Dan Angin Kencang
- ~ Anomali Cuaca Akibat Pemanasan Global, Pekebun Dan Petani Rugi
- ~ Perubahan Iklim Musnahkan Mars Dan Venus
- ~ Perkiraan: Es Kutub Utara Akan Lenyap 2012
- ~ Pemanasan Global, Suhu Naik 6 Derajat, Bumi Mencekam
- ~ Ancaman Pemanasan Global, Peringatan Besar Dari Alam
- ~ Jarak Pagar Atasi Pemanasan Global