Hal ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya saat sidak di beberapa agen elpiji di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (4/6/2012).
"Tahun lalu kita rugi di elpiji itu Rp 3,9 triliun. Tahun 2012 itu bisa lebih besar, bisa lebih dari Rp 4 triliun. Itu untuk tabung yang 12 kg, tabung yang 50 kg," jelas Hanung.
Dia mengatakan, harga elpiji 12 kg dan 50 kg sampai saat ini masih dijual rugi oleh Pertamina. Sementara pemerintah melarang Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi tersebut.
"Harga elpiji yang non subsidi itu dijual di bawah harga keekonomian, jadi Pertamina masih merugi. Sementara persepsi masyarakat elpiji 12 kg itu pikirannya disubsidi, padahal tidak. Cuma kan ini masalah sensitif, kalau Pertamina menaikkan harga nanti berimbas ke masalah sosial," papar Hanung.
"Sebenarnya Pertamina inginnya menaikkan harga, tapi kan Pertamina sebagai BUMN tidak ingin menimbulkan kegaduhan politik, tapi kita harus tahu waktu yang pas, yang pasti Pertamina ini tekor di 12 kg," kata Hanung.
Tahun ini, Pertamina akan terus merugi dari penjualan 2 jenis elpiji non subsidi tersebut. Apalagi akan ada 1,1 juta ton elpji non subsidi yang akan dijual tahun ini.Â
Hanung mengakui, pihaknya belum berani menaikkan harga elpiji 12 kg dan 50 kg di tahun ini. Untuk elpiji 12 kg, harga yang dijual Pertamina adalah Rp 5.850 per kg, padahal harga keekonomiannya mencapai Rp 10.500 per kg.
Baca Juga:
- ~ Batu Bara Diprediksi Habis Tahun 2050
- ~ Sumitomo Bangun Projek Geothermal di Indonesia
- ~ PLN Janji Alirkan Listrik ke Daerah Perbatasan dan Terpencil
- ~ Gita Wirjawan Keberatan Soal Pembatasan Ekspor Batubara
- ~ RI Dapat Hibah Finlandia Rp. 48 Miliar Garap Energi Alternatif
Artikel sebelumnya:
- ~ Pertamina Sidak ke Agen Penjual Elpiji 3 Kg di Jakarta
- ~ Cara untuk mengetahui temperatur cahaya
- ~ Technology Fujitsu Day 2012: Reshaping IT
- ~ Program Hemat Energi Diragukan
- ~ Kerja sama Ilmiah antara LIPI dan UQ