
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat Sulawesi Selatan saat ini masih membutuhkan pasokan listrik dari pembangkit listrik milik swasta, menyusul beberapa mesin pembangkit listrik milik PLN memasuki tahap pemeliharaan dan perbaikan secara berkala.
Anggota Komisi D DPRD Sulsel, Afandy Agusman, di Makassar, Sabtu, mengungkapkan, beberapa pembangkit listrik yang dikelola perusahaan asing di daerah ini banyak yang belum terpakai secara optimal.
Untuk itu, dewan meminta pemerintah melakukan komunikasi dengan pihak swasta agar pasokan listrik yang tidak digunakan sementara dapat dikomersilkan atau dijual dulu ke masyarakat melalui PLN.
Kondisi kelistrikan Sulsel yang saat ini hanya tersedia sekitar 3 Megawatt (MW), dia menilai, membutuhkan kontribusi dari pihak swasta yang memiliki pembangkit listrik khususnya perusahaan tambang PT. Internasional Nickel Indonesia (INCO), Tbk yang beroperasi di kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
"Jika semua perusahaan di Sulsel mau berkontribusi, maka defisit listrik yang terjadi hampir setiap tahun dapat diatasi," ucapnya.
Meskipun kewenangan PLN maupun pemerintah daerah diakui terbatas dalam hal meminta pasokan daya listrik dari investor asing di Sulsel karena keberadaan perusahaan itu diatur dalam kontrak karya pemerintah pusat.
Meski demikian, dewan tetap berharap pemerintah daerah dapat melakukan komunikasi dengan pihak investor dan pemerintah pusat agar bisa membantu memenuhi ketersediaan daya listrik di daerah ini.
Apalagi, lanjutnya, PLTA Bakaru dengan kapasitas 2x60 mega watt (MW) yang merupakan pembangkit utama sistem kelistrikan Sulsel dan Sulawesi Barat diakui tengah memasuki masa perawatan berkala.
Deputy General Manager PT PLN Sultanbatara M. Yamin Loleh mengatakan, keluarnya PLTA Bakaru dari sistem menyebabkan kondisi kelistrikan Sulsel saat ini pas-pasan, karena kondisi kelistrikan Sulsel sebelumnya mengalami kelebihan daya sebesar 90 MW.
"Saat ini, kita masih memiliki cadangan sekitar 3 MW," ucapnya
Daya mampu sistem kelistrikan di wilayah Sulsel pada 15 Juli 2010 berada di posisi 529 MW, sedangkan beban puncak hanya berkisar antara 522 MW - 526 MW.
Yamin mengaku, kondisi ini masih membutuhkan tambahan cadangan karena bisa saja pemakaian listrik melonjak memasuki bulan suci Ramadhan pada Agustus nanti.(*)
Sumber : Tribun
- ~ Global Warming + Pemakaian Listrik
- ~ Listrik Padam Di Bandar Lampung, Tarawih Jadi Terganggu
- ~ Pemadaman Listrik PLN Ranting Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
- ~ Kondisi Listrik Di Indonesia, Cukup Penuhi Kebutuhan Jangka Pendek
- ~ Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, Batasi Gunakan Alat-Alat Elektonik
- ~ Antisipasi, Cara Aman Menyalakan Listrik Pasca Banjir
- ~ Kembangkan Hobby Gambar Di PCB
- ~ Dome Light Lampu Plafon Mobil, Cahaya Putih Dengan 16 LED
- ~ Eksperimen Rakit Dome Light Untuk Kabin Mobil
- ~ Merangkai Lampu Penerangan Otomatis