Jakarta, Kompas - Realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral tahun 2009 merosot dibandingkan periode sama 2008. Hal ini merupakan dampak dari lesunya perekonomian dunia dan iklim investasi di dalam negeri yang tidak kondusif.
Demikian dikemukakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh dalam paparan ”Kinerja Sektor ESDM Tahun 2009”, Kamis (31/12) di Jakarta.
Menurut data Departemen ESDM, realisasi investasi 2009 diperkirakan 19,3 miliar dollar AS, turun dibandingkan 2008 yang sebesar 19,94 miliar dollar AS. Penurunan realisasi investasi itu terutama terjadi pada sektor migas, yakni dari 13,5 miliar dollar AS pada 2008 menjadi 12,18 miliar dollar AS tahun 2009.
Hal ini memengaruhi penerimaan negara di sektor ESDM. Tahun 2009, sektor ESDM mencatat perkiraan realisasi penerimaan negara Rp 235 triliun, melampaui target APBN Perubahan 2009 yang sebesar Rp 230 triliun. Namun, itu lebih rendah dari realisasi penerimaan 2008, yang sekitar Rp 350 triliun.
Menurut Darwin, kondisi tersebut terkait lesunya perekonomian dunia akibat krisis keuangan negara-negara maju dan penurunan harga minyak dunia. Hal ini menyebabkan sebagian investor asing memutuskan menunda pelaksanaan proyek terutama di sektor migas dan meningkatkan efisiensi biaya operasional ataupun investasi.
”Kami sedang mengevaluasi mengenai penurunan realisasi investasi di sektor migas dan meminta masukan dari para pemangku kepentingan, termasuk kontraktor kontrak kerja sama,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen ESDM Evita Legowo.
Sepanjang tahun 2009 penawaran sejumlah blok migas sepi peminat sehingga memengaruhi realisasi investasi.
Untuk mendorong iklim investasi yang kondusif, tahun 2009 pemerintah menerbitkan sejumlah produk hukum. Kini tim lintas departemen membahas rancangan peraturan pemerintah tentang biaya produksi migas yang bisa ditagihkan ke negara (cost recovery). Pemerintah berencana tak membatasi cost recovery.
Subsidi turun
Selama 2009, besaran subsidi energi dapat diturunkan. Jika tahun 2008 subsidi energi Rp 221 triliun, pada 2009 subsidi energi turun 58 persen menjadi Rp 93,08 triliun.
Sementara itu, realisasi produksi energi fosil diperkirakan 5.290.000 barrel minyak ekuivalen per hari (BOEPD) atau naik 5,25 persen dibanding 2008 yang sebesar 5.026.000 BOEPD.
Pada tahun 2010, pemerintah menargetkan penerimaan negara sektor ESDM Rp 211 triliun. Untuk itu, pemerintah menargetkan investasi pengembangan sektor ESDM Rp 286,124 triliun, seiring mulai pulihnya kondisi perekonomian global.
Dari total target itu, pendanaan dari APBN Rp 23,1 triliun, antara lain untuk pembangunan infrastruktur migas dan listrik. Adapun target investasi dari swasta dan BUMN Rp 262,995 triliun dengan kontribusi terbesar dari sektor migas Rp 154,15 triliun.
Untuk mendorong pengembangan ESDM 2010-2014, diperlukan investasi Rp 1.599 triliun. Menurut Darwin, peran APBN di bawah 10 persen. Ini berarti peran swasta sangat penting. Karena itu, pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi. (EVY/DOT)
Sumber : Kompas
- ~ Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas)
- ~ Bahan Bakar Motor Pakai Elpiji
- ~ Pemda Jangan Hanya Mengandalkan APBN/APBD Untuk Membangun
- ~ UnLtd Berhasil Menciptakan Wirausahawan Sosial Melalui Sejumlah Programnya
- ~ Kementerian Keuangan Hibahkan Aset Tanah Untuk Bangun PLTU
- ~ Menanti Keputusan dan Transparansi Proyek Pengembangan Lapangan Gas Donggi-Senoro
- ~ Peluru Logam Dilontarkan Medan Elektromagnetik
- ~ PT Perusahaan Listrik Negara Defisit Gas
- ~ Investor Ras Alkhaimar, Uni Emirat Arab, Akan Berinvestasi 5,2 Miliar Dollar AS Atau Rp 49,4 Triliun Untuk Produksi Batu Bara Dan Aluminium Di Kutai, Kalimantan Timur
- ~ Laba Bersih PT PLN Tahun 2009 Capai 10,356 Triliun