Sukabumi, Kompas - Energi panas bumi di Blok Cisolok-Cisukarame, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, seluas 15.850 hektar, bisa menghasilkan listrik 50 megawatt (MW). Konsorsium perusahaan pertambangan akan mulai melakukan survei geofisik dan geomagnetik, akhir 2009 ini.
Izin usaha pertambangan diberikan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukabumi kepada konsorsium pemenang tender, Selasa (24/11) di Pendapa Kabupaten Sukabumi.
Konsorsium yang akan mengelola Blok Cisolok-Cisukarame ialah PT Jabar Rekind Geothermal dan PT Jasa Sarana, badan usaha milik daerah Provinsi Jabar. Selanjutnya, konsorsium itu disebut PT Jabar Halimun Geothermal.
Direktur Utama PT Jabar Rekind Geothermal Danny D Herdian mengatakan, investasi yang dibutuhkan dari survei hingga memproduksi energi listrik ditaksir mencapai 127 juta dollar AS. "Sampai tahap eksplorasi, kebutuhan dana bisa dipenuhi dari modal milik konsorsium," katanya.
Danny menambahkan, tahap survei dilakukan untuk menentukan titik pengeboran di tempat yang memiliki kapasitas energi terbesar. Tahap eksplorasi diperkirakan menghabiskan waktu hingga 1,5 tahun sebelum bisa sampai ke tahap eksploitasi.
Sesuai dengan hasil tender, listrik yang dihasilkan dari panas bumi Blok Cisolok-Cisukarame akan dijual ke PT PLN seharga Rp 680 per kilowatt. Dari energi listrik yang dihasilkan, 2,5 persen di antaranya langsung dialokasikan untuk Kabupaten Sukabumi. Sisanya didistribusikan ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.
Direktur Utama PT Jasa Sarana Soko Sandi Buwono mengatakan, konsorsium pemenang tender yang terdiri dari BUMD dan perusahaan swasta diharapkan bisa bersinergi. "Kami berharap bisa berkontribusi maksimal terhadap penyediaan energi listrik di Jawa yang kini sedang dalam persoalan serius," kata Soko.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya mengatakan, beroperasinya pembangkit listrik sangat menguntungkan. "Kami tidak hanya mendapatkan alokasi energi listrik, tetapi juga mendapatkan pendapatan asli daerah," ujarnya.
Di Kabupaten Sukabumi sudah beroperasi pembangkit listrik tenaga panas bumi di Gunung Halimun yang dikelola PT Chevron dengan kapasitas produksi 150 MW. "Kami baru saja menerima rapel bagi hasil dengan Chevron untuk tiga tahun terakhir Rp 70 miliar. Jadi, bila Blok Cisolok-Cisukarame beroperasi, sudah bisa diperkirakan berapa alokasi energi listrik dan PAD yang masuk ke APBD," katanya.
Sukmawijaya mengingatkan, izin yang diberikan kepada konsorsium baru merupakan izin usaha pertambangan. "Konsorsium masih harus melengkapi izin, misalnya dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang termasuk dalam kawasan potensial panas bumi," tuturnya. (aha)
Sumber : kompas
- ~ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, di Pandeglang, Provinsi Banten
- ~ Geo-Heat Center Oregon Institute of Technology, Amerika Serikat, John W Lund
- ~ Bank Pembangunan Asia, Investasi Solusi Efisiensi Energi Di Indonesia
- ~ Panceklik Daya Listrik Di Aceh, Hingga Juni 2010 Akan Dilakukan Pemadaman Bergilir
- ~ PLTP Gunung Salak dan PLTP Darajat di Jawa Barat
- ~ Kampanye Hemat Energi
- ~ Potensi Panas Bumi Di Luar Jawa, Seperti di Sulawesi Utara, Mencapai 1.700 Megawatt
- ~ Mengapa listrik?
- ~ Gunung Ciremai, Gunung Pangrango, dan Gunung Papandayan
- ~ 79 Loket Unit Pelayanan Dan Jaringan Di Jawa Tengah dan DIY