Tuntutan itu mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Warga, lanjut Asri, menuntut PT EEES yang sudah 13 tahun beroperasi di Wajo ikut berkontribusi menata irigasi yang semakin merosot di daerah tersebut.
Akibat pembahasan seputar tuntutan pemerintah dan warga tidak membuahkan hasil serta terkesan berlarut-larut, ratusan warga Gilirang dan sekitarnya kesal. Akhirnya pada Kamis lalu mereka menduduki halaman dan teras kantor perusahaan gas tersebut.
Menurut Asri, puluhan karyawan PT EEES terpaksa dievakuasi aparat keamanan demi menghindari bentrokan dengan warga.
Buntut dari terganggunya aktivitas PT EEES, pasokan gas ke pembangkit listrik tenaga gas setempat tersendat sehingga terjadi pemadaman listrik.
Puncaknya, kemarin mulai pukul 05.00 Wita hingga semalam, aliran listrik ke Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo, terputus.
H Muhammad Baru (49), warga Sengkang, mengatakan, semalam Kota Sengkang gelap gulita. Sebagian warga mengatasi keadaan dengan menggunakan genset, sedangkan sebagian lainnya menggunakan lilin untuk penerangan.
Hingga Sabtu malam, Kompas belum berhasil mengonfirmasi masalah ini dengan manajemen PT EEES yang berlokasi sekitar 200 kilometer arah utara Kota Makassar. (NAR)
Sumber : kompas
- ~ Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA Salurkan Kredit Rp.4,8 Triliun Untuk 3 Proyek PLN
- ~ Asosiali Bank Daerah (Asbangda) Dukung Pendanaan Pembangunan PLTU
- ~ Pameran Iptek Di Universitas Sebelas Maret ( UNS)
- ~ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, Banten; PLTU Rembang, Jawa Tengah; dan PLTU Indramayu, Jawa Barat
- ~ kenaikan Tarif Dasar Listrik Bervariasi Antara 10 Hingga 20 Persen
- ~ Krisis Listrik Di Indonesia, Apakah GE Akan Fokus Di Sana?
- ~ Pemerintah Alokasikan Anggaran Untuk Panas Bumi (Geothermal)
- ~ Bank Pembangunan Asia (ADB) Alokasikan Dana Sebesar 500 Juta Dollar AS
- ~ Indonesia Tambah Pasokan Listrik
- ~ Diskusi Mengenai Liberalisasi Sektor Kelistrikan