Krisis BBM, Jarak, dan Algae
Krisis bahan bakar minyak global ikut memukul Indonesia. Alternatif substitusi BBM pun dicari. Dan tanaman jarak sempat menyedot perhatian. Benarkah jarak bisa mengatasi soal BBM? Jangan-jangan kebijakan yang dibuat bisa membuat pemerintah kian tak populer. Mengapa?
Dari tiap hektar kebun jarak pagar (Jatropha curcas), dalam setahun hanya menghasilkan 1.500 liter minyak. Ini lebih baik dibanding biji lobak yang menghasilkan 1.000 liter dan biji kubis (mustard) 1.300 liter. Namun, jarak masih kalah unggul dari kelapa (2.200 liter), sawit (Crude Palm Oil/CPO) (5.800 liter), dan terlebih lagi dari algae yang produktivitasnya mencapai 40.000 hingga 120.000 liter per hektar per tahun. Produktivitas algae benar-benar luar biasa dibanding CPO sekalipun.
Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetirah di resor Losari, Jawa Tengah, memang ada laporan tentang jarak, metanol (dari tetes tebu), dan CPO. Tetapi perhatian SBY dan pers terfokus ke jarak. Alam pikiran bawah sadar kita beranggapan, ada tumbuhan ajaib yang bisa mengatasi masalah dan bisa memakmurkan rakyat Indonesia yang terus dirundung bencana.
Dalam pertemuan informal dengan para menteri di Losari itu, tidak ada sedikit pun info tentang algae. Hingga media, termasuk Kompas, terkecoh mempromosikan jarak pagar sebagai komoditas yang bisa mengatasi krisis BBM sekaligus memakmurkan petani Indonesia. Sejak Kompas memuat informasi tentang jarak banyak pertanyaan ihwal komoditas itu.
- ~ Sosialisasi Nasional Penanaman Jarak Pagar
- ~ Pabrik Biodiesel Untuk Target Nasional
- ~ Korsel Ingin Kerjasama Dengan Indonesia Untuk Energi Alternatif Pengganti BBM
- ~ Minyak Jarak Lebih Menguntungkan
- ~ Pembangunan Desa Mandiri Energi Bagi Masyarakat
- ~ Biotarget Industri Dari Alga Laut
- ~ Potensi Pengembangan Tenaga Listrik Skala kecil di Lombok
- ~ Upaya Atasi Pemanasan Global Dengan Ganggang Laut
- ~ PLN di Kaltim Beralih Ke Tenaga Uap
- ~ PLT Diesel Apung yang Terseret Tsunami Difungsikan Kembali