
INILAH.COM, Jakarta (Tio Sukanto) - Pemerintah melalui Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengaku belum ada kebijakan bisnis baru dengan pemerintah Jepang terkait gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut.
Seperti diketahui gempa dan tsunami yang tejadi beberapa waktu lalu telah merusak pembangkit listrik tenga nuklir Jepang (PLTN). Akibat kerusakan Jepang kehilangan kurang lebih 52% energi dari PLTN itu. “Permintaan tambahan gas belum ada, penundaan juga belum. Akan tetapi dengan matinya PLTN itu, Jepang kehilangan power samapi 52%. Dengan harga crude yang sangat tinggi, logikanya Jepang tidak akan beralih dari LNG,” ujar Juru Bicara BP Migas, Gde Prayadna di Jakarta, Senin (14/3).
Terkait kehilangan energi tersebut, hal itu menurut dia, akan sangat menguntungkan Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih tetap akan menjadi pilihan favorit bagi Jepang untuk sumber energinya. “Untuk sementara ini, Indonesia jelas masih menjadi favorit untuk pasokan energinya, khususnya gas. Apalagi recoveri untuk PLTN tidak bisa cepat bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,” bebernya. [cms]
- ~ Jepara-Tempat Aman Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia
- ~ Karena Takut Gempa, Jerman Akan Tutup Sejumlah PLTN
- ~ Manfaat dan Mudarat Nuklir Bagi Lingkungan dan Kesehatan
- ~ Pemerintah Diminta Segera Bangun PLTN Bangka Belitung
- ~ Reaktor Nuklir Jepang Meledak
- ~ Jepang Krisis Listrik Gara Gara Pembangkit Nuklir Rusak Akibat Gempa Tsunami
- ~ Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)
- ~ Pemerintah Menetapkan Pada 2016 Agar Dimulai Operasional PLTN
- ~ Hasil Survei, 47 Persen Masyarakat Indonesia Menerima PLTN Dibangun Di Indonesia
- ~ Ada Apa Dengan PLTN?