Ribuan Buruh di Kudus Siapkan Diri Menolak PLTN
Sikap pemerintah yang bersikukuh untuk melanjutkan rencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN, di Semenanjung Muria, menjadikan Dewan Pengurus Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Kudus semakin memantapkan rencana aksi akbar ribuan buruh turun ke jalan menolak rencana tersebut.
Ketua DPC Dewan Pengurus Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kudus Moch As’ad yang ditemui Kompas, Kamis (7/6) petang, menjelaskan, ribuan buruh akan dikerahkan untuk menggelar aksi penolakan pembangunan PLTN yang akan dipusatkan di Alun- alun Simpang Tujuh (Kudus), Selasa (12/6).
"Ini merupakan aksi awal. Jika Presiden tidak membatalkan rencana pembangunan PLTN di Ujung Lemahabang, Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, kami akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi," katanya.
Menurut As’ad, rencana untuk aksi akbar tersebut telah dikoordinasikan dan disetujui pemimpin berbagai perusahaan-industri di Kudus.
"Kaum buruh menjadi ’korban’ pertama jika pemerintah tetap bersikukuh untuk membangun PLTN sebab sejumlah perusahaan industri di Kudus sudah merencanakan merelokasi usahanya ke tempat yang aman. Jika itu benar terjadi, ratusan ribu buruh di Kudus, Jepara, Pati, dan sekitarnya terancam kehilangan sumber penghasilan," katanya.
Di Kudus terdapat ribuan aneka jenis industri kecil, menengah dan besar, serta menyerap lebih dari 100.000 pekerja. Sebagian besar terserap di industri rokok, percetakan, dan elektronik. Begitu pula di Jepara yang dikenal sebagai sentra industri mebel terbesar nasional. Demikian pula Kabupaten Pati yang memiliki dua perusahaan besar yang bergerak di bidang perkacangan.
Rute ke Jakarta
Pemimpin Orkes Puisi Sampak GusuRan, Anis Sholeh Bas’asyin, yang ditemui terpisah menyatakan sudah mulai membuat rute perjalanan komunitasnya yang akan jalan kaki dari Kudus menuju Istana Presiden di Jakarta.
"Data sementara ini ada 15 kabupaten/kota yang akan kami lalui pada perjalanan Kudus-Jakarta yang membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Puncak pengerahan massa di Jakarta. Sudah banyak yang mendaftarkan diri," tuturnya.
Ia menambahkan, mengingat perjalanan cukup jauh dan harus berhenti di kota/kabupaten tertentu, serta membutuhkan berbagai sarana-prasarana, mulai sekarang aktif melakukan berbagai kegiatan menjalin kerja sama di antara berbagai komunitas.
"Kami akan memberikan informasi tentang PLTN kepada masyarakat yang dikemas dalam orkes puisi agar bisa dengan mudah dicerna masyarakat umum," ujar Anis.
Sementara itu, tenda yang didirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Masyarakat Reksa Bumi (Marem) di halaman depan Kompleks DPRD Kudus untuk menjaring aspirasi masyarakat tentang PLTN masih tetap diminati pengunjung.
Salah satu sarana penyampaian aspirasi, yang berupa kain putih sepanjang lebih dari 100 meter, terus dipenuhi aneka bentuk pendapat anggota masyarakat. Umumnya mereka menolak pemerintah membangun PLTN di Jepara.
(SUP) Kudus, Kompas
- ~ Apakah Energi Nuklir Bisa Menjadi Solusi ?
- ~ PLTN Masih Ditolak Masyarakat
- ~ Perlombaan Tingkat Internasional ( MEA )
- ~ PLTN Rencana Diputuskan Akhir Tahun 2007
- ~ Kementrian Negara Riset Dukung PLTN
- ~ Rencana Pemerintah Membangun PLTN Ditolak Warga
- ~ PLTN Menjadi Kekhawatiran Masyarakat
- ~ PLTN Rencana Beroperasi 2016
- ~ Mengungkap Data Kecelakaan Nuklir
- ~ Energi Nuklir Menjadi Salah Satu Isu