![]() |
PLTA Musi Tertunda Karena Krisis
Tertundanya pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi, Jambi, disebabkan krisis moneter yang melanda ekonomi Indonesia.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT PLN )(Persero) Eddie Widiono dalam siaran pers yang di terima Situs Berita Rakyat Merdeka, di Jakarta, Jum’at (20/10).
Menurut Eddie, tertundanya pembangunan diawali dengan pembangunan prasarana, seperti access road, base camp, dan perkantoran pada Desember 1994 lalu.
Kemudian, pembangunan dilanjutkan dengan konstruksi pekerjaan utama (sipil) pada Juli 1996 dan pekerjaan pintu-pintu air (metal works) pada Maret 1999.
Sedianya, lanjut Eddie, PLTA Musi direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2001, namun dalam pembangunan sempat tertunda karena krisis ekonomi pada 1998 yang berakibat tertundanya pekerjaan elektromekanik (dibatalkannya proses tender/kontrak pekerjaan E/M ).
Penundaan proyek tersebut cukup berdampak bagi PLN, tidak hanya karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek menjadi lebih lama. Termasuk juga dengan masalah-masalah teknis yang muncul akibat penundaan tersebut yang turut memberi dampak yang memberatkan beban finansial bagi PLN.
Pembangunan PLTA Musi dilanjutkan kembali setelah terbit Keppres 64 Tahun 2000 yang menyatakan, Proyek PLTA Musi dapat dilanjutkan dan Surat Menko Ekuin Nomor S-04/M.EKON/02/2001 tanggal 28 Februari 2001 yang menetapkan, Proyek PLTA Musi dilanjutkan dan sumber pendanaan dari Bank Pembangunan Asia (ADB).
Selanjutnya, pada Juli 2003, dengan ditandatanganinya kontrak paket elektromekanik, menandai kelanjutan pembangunan PLTA Musi. Secara umum, kelanjutan pembangunan PLTA Musi mulai tahun 2003 dapat berjalan tanpa kendala yang berarti hingga selesai dan beroperasi secara komersial untuk yang pertama kalinya adalah unit Nomor 3 pada 9 April 2006 .Disusul dengan unit Nomor 2 pada 30 April 2006 dan terakhir Unit Nomor 1 pada 11 Mei 2006.
Upaya-upaya mempercepat penyelesaian PLTA Musi sudah dilakukan PLN sejak tahap tender pekerjaan elektromekanik dengan menskenariokan jadwal pekerjaan E/M 32 bulan yang lebih singkat dari kondisi normalnya yang mebutuhkan waktu 36 bulan.
Dan selama masa konstrukusi, akan terus diupayakan untuk mempercepat proyek dengan melakukan negosiasi dengan kontraktor.
Namun, upaya mempercepat konstruksi secara teknis sudah sulit dilakukan lagi. Tetapi semua pihak tetap komitmen akan menyelesaikan proyek pada 11 April 2006 sesuai jadwal. Beberapa kendala juga sempat terjadi menjelang tahap akhir penyelesaian proyek ini karena keterlambatan kedatangan beberapa material switchgear dan gangguan pada saat commissioning ( gangguan pada sealing end transformer).
Kemudian, Eddie menyatakan, pelaksanaan pekerjaan Proyek PLTA Musi membutuhkan waktu yang cukup lama (kurang lebih 12 tahun) dari rencana awal selama 7 tahun (1994-2001).
Menurutnya, adanya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997, penyebab tertundanya pembanguna proyek tersebut. ''Proyek PLTA Musi termasuk proyek yang harus dikaji ulang, karena pendanaannya menggunakan kredit ekspor,
Data PLTA di Sumatera Wilayah Sumbagsel
- ~ PLTA Gumbasa 20 MW Tahap Pertama Mulai Dibangun
- ~ Pendanaan PLTA Masih Sulit
- ~ Proyek 10.000 MW Bertumpu Pada Sumber Energi Terbarukan
- ~ PLTA Lau Renun Bisa Merngancam Ekosistem Sungai
- ~ PLTA Lebih Murah Dari Tenaga Surya
- ~ Pembangunan PLTU Nagan Dan PLTA Peusangan Dituntaskan PLN
- ~ Pencemaran Air Pengaruhi Tingkat Pengaratan
- ~ Waduk PLTA Bakaru Mengandung Silika Dan Kwarsa
- ~ Tunggu Izin Mehut Untuk PLTA Gumbasa
- ~ PLTA Asahaan III Siap Dibangun dI SUMUT