Wilton Park adalah executive agency dari British Foreign and Commonwealth Office (FCO). Wilton Park bersifat non-profit-making yang secara akademis independen dan rutin menyelenggarakan konferensi internasional membahas isu global seperti lingkunga, politik, reformasi sosial, dll.
Konferensi biasanya diadakan selama beberapa hari dengan format informal dan diskusi yang off-the-record untuk menjamin keterbukaan para peserta yang terdiri dari sekitar 50-70 orang dari berbagai negara yang umumnya adalah tokoh kunci pengambil keputusan. Setengahnya adalah dari pemerintaha, dan sisanya dari LSM, bisnis, perguruan tinggi, parlemen, dan media.
Khusus mengenai konferensi Renewable Energy and Energy Efficiency: Practical Strategies for Making Copenhagen A Success, berikut ringkasan materi yang dapat anda peroleh juga melalui website.
Tingkat kepentingan kompleksitas dan urgensi dari tantangan yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi memerlukan kesepakatan internasional. Sebagian besar penghasil emisi harus memiliki komitmen untuk pencapaian target pengurangan emisi jangka panjang maupun menengah; respon yang tepat diperlukan dari negara-negara berkembang; negara-negara yang belum berkembang membutuhkan akses keuangan dan teknologi yang dapat membantu pembangunan maupun menyediakan dana untuk kebijakan adaptasi dan mitigasi.
Walaupun pertumbuhan energi primer hanya sebesar 1,6% per tahun (skenario World Economic Outlook tahun 2008) akan meningkatkan konsumsi energi primer sebesar 45% pad atahun 2030. Menurut International Energy Agency (IEA) skenario ini membutuhkan investasi sekitar 1 trilliun USD per tahun. Investasi ini menentukan besarnya emisi yang dihasilkan pada beberapa dekade yang akan datang dari jenis teknologi yang dipilih. Keputusan investasi yang berorientasi pada energi bersih akan memicu perkembangan trend yang semakin ramah lingkungan dan secara ekonomi/sosial berkelanjutan.
Efisiensi energi adalah pilihan yang masuk akal baik di negara berkembang maupun negara maju. Karenanya kebijakan peningkatan efisiensi energi dan pengurangan pemborosan perlu didorong untuk menghilangkan pembangunan pembangkit energi yang tidak perlu.
Pemerintah dapat mengambil peran penting dengan menyediakan kebijakan dan peraturan yang koheren seperti feed-in tariff dan mekanisme pendanaan yang tepat sehingga dapat menstimulasi swasta berinvestasi di bidang energi terbarukan. Inisiatif dan kepercayaan diri swasta dalam investasi di teknologi ramah lingkungan dan teknologi energi terbarukan/efisiensi energi akan mendorong penurunan harga energi terbarukan, menurunkan laju emisi gas rumah kaca, dan menyediakan akses energi modern bagi masyarakat.
Pertumbuhan pasar karbon global adalah sumber dana potensial yang signifikan bagi investasi pada teknologi kunci di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi. Sayangnya saat ini mekanisme yang ada dianggap terlalu kompleks bahkan “additionality principle” yang diterapkan membuatnya kontraproduktif bagi efisiensi energi. Perlu penyempurnaan dari mekanisme CDM yang ada saat ini.
Saat ini lebih dari 2 milyar penduduk tidak memiliki akses kepada energi modern dan sebagian besarnya adalah penduduk di kawasan Afrika. Afrika memperoleh benefit yang sangat kecil dari CDM bahkan nilainya bisa diabaikan, padahal benua ini hanya menghasilkan emisi gas rumah kaca kurang dari 5%.
Protokol Kyoto dan Copenhagen dianggap terlalu fokus pada penurunan karbon dan tidak mengakomodasi biomass. Padahal sepertiga populasi dunia masih tergantung pada sumber energi tradisional (biomass) yang umumnya dimanfaatkan dengan teknologi sederhana sehingga menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Sebagai contoh di Nepal, 90 % konsumsi energi bersumber dari kayu bakar atau kotoran ternak. Perlu diseminasi dan penyebarluasan teknologi pemanfaatan sumber energi tradisional ini (misal: tungku sehat hemat energi) sebagai bentuk keadilan energi di level desa.
Krisis ekonomi saat ini berpengaruh pada investasi di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi, namun dengan paket stimulus yang diberikan oleh banyak negara membuka kesempatan bagi tumbuhnya investasi energi terbarukan dan efisiensi energi.
Bagi beberapa negara, energi rendah karbon (low carbon energy) adalah opsi paling tepat untuk pembangkitan energi. Advanced Market Commitements (AMCs) untuk energi rendah karbon dapat digunakan untuk menjamin secara jangka panjang pasar dan harga “teknologi hijau”. Kuncinya adalah pemberian insentif bagi swasta untuk berinvestasi.
Selain kesepakatan internasional, kebijakan nasional juga adalah penting untuk kesuksesan penanganan perubahan iklim. Kebijakan nasional harus selaras dengan tujuan mitigasi perubahan iklim seperti pengurangan gas rumah kaca, peningkatan peranan energi terbarukan, dan keseriusan dalam pelaksanaan konservasi energi.
Dukungan institusional, peningkatan kapasitas/training dan berbagi teknologi adalah element yang harus dilakukan untuk mendorong negara-negara di dunia menuju jalur pemanfaatan energi yang lebih bersih.
Terakhir diperbaharui
Konferensi internasional di Wilton Park untuk mensukseskan UN Climate Change Conference di Copenhagen - wiltonPark
Diupload Oleh Awang Riyadi
- Pengembangan Energi Angin Memungkinkan
- Pengembangan Energi Angin Memungkinkan
- Permasalahan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Wind Turbine di Indonesia
- Pengembangan Energi Angin Memungkinkan
- DJLPE selenggarakan Workshop Pengembangan Energi Angin
- Kekuatan Angin yang Tidak Sekadar Sepoi-sepoi...
- PLN Bangun Rumah Contoh Ramah Lingkungan
- Energi Listrik : Terang dari Pulau Kecil
- Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia
- Energi Listrik, Terang dari Pulau Kecil